Pena Taufiq

Wadah belajar Menulis Pemula, Motivasi & Edukasi

Responsive Ads Here

Sunday 20 January 2019

Panggilan Yang Tidak Terhiraukan

Senja hari itu sudah menguning. Terlihat Anto dan teman-temannya duduk di tepi lapangan voli. Sesekali terlihat mereka menyeka keringat dengan handuk yang mereka lingkarkan di leher mereka. Permainan baru saja usai, semua pemain tampak puas dengan hasil pertandingan barusan, terlihat dari raut wajahnya yang sumringah. tampaknya mereka tidak peduli siapa yang menang dan siapa yang kalah. Begitulah suasana senja di desa ini hampir di setiap harinya.


Panggilan Yang Tidak Terhiraukan
Panggilan Yang Tidak Terhiraukan


Setelah menenangkan diri sejenak, satu persatu mereka pergi meninggalkan lapangan. Seiring terbenamnya matahari, seiring itu pula mulai terdengar seruan-seruan panggilan. "AllahuakbarAllahuakbar..."
Dari sebuah masjid besar di tengah desa, suara menggema ke penjuru langit.
"Ah, sudah maghrib!" kata seseorang dari mereka.

Terlihat Anto dan teman-temannya masih saling bercanda sambil mengusap peluhnya. Berjalan menjauhi lapangan, menuju sebuah warung kecil di pinggir jalan desa. Mereka memesan segelas minuman dingin. dengan wajah segar dan puas mereka menghabiskan minuman mereka, masih sambil bercanda tawa. Terlihat sesekali saling pukul bahu pertanda mereka bercanda.

"Hayya 'alashsholaah....."

"hayya 'alashsholaaah..."

Anto dan teman-temannya masih di warung tersebut dan mengipas-ngipaskan handuk kecilnya untuk mengeringkan keringatnya. Datang lagi dua orang bapak yang seperti berumur 40an tahun. Mereka turun dari mobil pick up nya. Terlihat mereka memesan kopi dan menyiapkan rokok untuk dihisap. Tidak lama semakin ramailah suasana warung tersebut.

"Allahuakbar..Allahuakbar... Laa illaha illallah..."

Selesailah Adzan.


Di dalam masjid terlihat 1 shaff saja yang terisi. Lebih dari separuhnya adalah petua-petua kampung yang sudah cukup berumur.

Saat adzan hanya dipandang sebagai pengingat waktu.

Saat adzan hanya dipandang sebagai alarm selesainya waktu bermain

Saat adzan hanya dipandang sebagai pertanda bergantinya waktu

Saat adzan hanya dibiarkan berlalu

Saat adzan hanya didengarkan begitu saja

Saat adzan hanya sekedar ringtone

Padahal hakikatnya adzan adalah panggilah dari Allah ta'ala, bukanlah panggilan sang muadzin itu sendiri.

Ketika bos yang memanggil, kita berusaha secepat mungkin mendatanginya
Ketika kepala/pimpinan memanggil, kita berusaha secepat mungkin mendatanginya
Bahkan ketika ponsel memanggil kita berlari mendatanginya...

Adilkah kita?



PS: Kisah diatas adalah ilustrasi semata. Nama & karakter hanyalah fiktif.

Wednesday 21 November 2018

Tips Menghadapi Orang Tua "Pilih kasih" (Bag.2)



Tips Menghadapi Orang Tua Pilih kasih
Tips Menghadapi Orang Tua "Pilih kasih

 Tulisan ini merupakan bagian kedua dari Tips menghadapi orang tua pilih kasih (Bag 1)




2.  Jika ternyata saudara kita diperlakukan lebih baik karena dia punya hal yang membuat orang tua bangga (sebab ke-2 dan ke-4). Dalam hal ini hendaknya memotivasi kita untuk bisa berprestasi. Tidak perlu berkompetisi di bidang yang sama dengan saudara kita, kita bisa membuat orang tua kita bangga dengan sesuatu yang kita suka, walaupun sederhana.

Misalnya, saudara kita dibanggakan saat punya pekerjaan bagus, menghasilkan uang banyak atau semacamnya. maka kita bisa menunjukkan bahwa kita punya kelebihan di bidang lainnya, misalkan kita lebih perhatia terhadap keluarga, atau kita lebih peduli terhadap kehidupan sosial di masyarakat, kita harumkan nama keluarga dengan aktif di kegiatan sosial, seperti gotong royong atau semacamnya. Atau jika masih dibangku sekolah, kita buktikan dengan belajar yang giat, aktif dalam kegiatan positif di sekolah dan semacamnya.

Hal ini akan membuat penilaian orang tua akan lebih berimbang, misalkan "si Kakak rajin kerja, tapi si adik lebih rajin beres-beres rumah ya".


3. Untuk permasalahan atau sebab yang ke-3, saat adik baru lahir, maka otomatis semua perhatian jatuh kepada sang adik. Hal ini adalah hal yang manusiawi, kita sebagais eorang kakak hendaknya berpikir positif tentang hal ini. Momentum ini kita jadikan motivasi bahwa kelahiran adik harus menjadikan kita sebagai kakak yang lebih dewasa, lebih mandiri dan lebih bertanggung jawab.

Kelahiran sang adik memunculkan suatu peran baru bagi kita diiringi tanggung jawab baru juga. Sudah sepantasnya kita bersikap sama sebagaimana orang tua kita kepada adik kita, yaitu menyayangi, menjaga dan melindungi. Pada saatnya nanti sang adik juga akan merasakan bahwa dirinya ternyata disayangi tidak hanya oleh orang tuanya tetapi juga oleh kamu sebagai kakaknya, maka sang adik akan membalas kasih sayang kepada kamu sebagaimana kasih sayang kepada orang tuanya.

4. Pujilah saudara kamu atas kelebihannya, sebagaimana orang tua kamu memujinya. Hal ini membuat kamu dan irang tua mu berada pada "pihak yang sama". Jika kamu tetap berkeras hati untuk menolak mengakui kelebihan saudara kamu, hal ini akan membuat kamu secara tidak sadar menjadikanny sebagai pesaing. Akhrinya orang-orang yang mendukung saudaramu juga akan menjadi pihak lawan bukan? tentu ini tidak enak.

5. Yakinlah bahwa kamu juga pernah di posisi yang sama dengan saudaramu sekarang. Kita harus yakin bahwa kita pun dulu pernah menjadi kesayangan orang tua, kebanggaan mereka, anak yang senantiasa mereka puji. Kita harus menyadari bahwa, inilah kenyataan kehidupan, tidak selamanya kita berada posisi yang nyaman. Suatu saat semua akan berganti, begitu pula jika kita berada di posisi yany tidak nyaman, suatu saat pasti akan berlalu.

Nah, demikianlah artikel kali ini, semoga bermanfaat. Jika kamu punya tips lain silakan tuliskan di komentar ya.

Salam hangat & tetap positif :)

Tips Menghadapi Orang Tua "Pilih Kasih" (Bag. 1)

Mengatasi Sikap Pilih Kasih Orang Tua
Mengatasi Sikap Pilih Kasih Orang Tua


Apakah kamu adalah seorang anak sulung? atau anak tengah?
Biasanya dua posisi di atas adalah posisi yang rawan merasakan perubahan sikap orang tua menjadi "pilih kasih".
Biasanya perubahan sikap orang tua terjadi karena beberapa hal, misalkan kelahiran anak baru, atau prestasi anak tertentu yang lebih baik daripada yang lainnya. Nah, pada kesempatan ini kita akan kupas tuntas masalah ini.

Hakikat Pilih Kasih

Sebenarnya sudah menjadi kodrat dasar manusia untuk menilai seseorang dan membandingkannya dengan orang lain. Misalnya kita berpikiran "kayaknya Si A lebih baik daripada si B deh", Nah ini merupak sifat alami yang tidak mungkin buat kita hilangkan.
Berangkat dari sinilah perasaan "pilih kasih" itu muncul.
Orang tua kita tentu adalah salah satu sosok (bahkan mungkin satu-satunya) orang yang sangat mengenal kita. Kepribadian kita luar-dalam, kelebihan, kekurangan, apa yang kita suka, apa yang kita benci, hampir semuanya dikatahui orang tua kita. Inilah yang menjadi patokan dasar orang tua untuk menilai anak-anaknya.
Dari penilaian inilah akan lahir perasaan lebih suka kepada si adik daripada kakak, misalnya.

Penyebab Orang Tua Pilih kasih

Jika kita sudah mengerti hakikat dari pilih kasih di atas, maka sebenarnya kita bisa memahami bahwa sesunguhnya pilih kasih itu sendiri adalah salah satu sifat bawaan manusia. Karena itulah kurang bijak rasanya jika kita terlalu menyalah keadaan tersebut. Ini penting disadari sebelum kita masuk ke dalam solusi di akhir tulisan ini nantinya.
Sifat bawaan ini akan semakin berkembang jika ada kejadian-kejadian yang memicunya. seperti yang telah ditulis di atas, bahwa penilaian orang tua kepada anakanya bisa berubah berdasarkan banyak faktor, antara lain :
  1. Kamu berbuat kesalahan yang membuat orang tua sangat kecewa.
  2. Saudara punya prestasi yang membuat bangga orang tua.
  3. kelahiran sang adik
  4. faktor lingkungan yang membuat saudara kita lebih disukai oleh lingkungan, sehingga orang tua kita juga terpengaruh.
Sebenarnya mungkin masih ada faktor-faaktor lain yang mempengaruhi, tapi secara umum 4 faktor di atas sudah cukup mewakili sebagian besar masalah kita.

Mengatasi Sikap Pilih Kasih Orang Tua

Setelah kita mengetahui penyebab-penyebab yang mungkin membuat orang tua kita "pilih kasih", barulah kita bisa mencari solusinya. Karena tanpa tahu penyebabnya akan sulit menyelesaikan masalahnya bukan?
Berikut beberapa tips muntuk mengatasi sikap pilih kasih orang tua.

1. Jika kamu merasa berbuat kesalahan yang sangat mengecewakan orang tua (sebab yang ke-1), tentu saja solusinya adalah MINTA MAAF DENGAN TULUS kepada orang tua kita. Kita harus menunjukkan bahwa kita menyadari bahwa kita telah salah, kemudian kita dengan rendah hati meminta maaf dan berjanji untuk tidak mengulangi kesalahan tersebut.
Setiap orang tua pastilah akan tersentuh saat anaknya datang meminta maaf dengan tulus (hal ini akan terasa dari hati ke hati jika memngan jujur), dan akan memaafkan.
Namun kita harus sadar, bahwa kesalahan tertentu membutuhkan waktu yang panjang untuk bisa dimaafkan, sehingga kita harus sabar selama proses tersebut. barangkali orang tua kita masih akan bersikap cuek atau semacamnya untuk beberapa waktu, namun yakinlah bahwa semua akan terlewati.

Tuesday 20 November 2018

Coretan Perdana Blog Baru

Belajar menulis
Belajar menulis

Bismillah.
Akhir tahun 2018 ini saya mencoba kembali membuat sebuah blog pribadi khusus untuk menyalurkan sedikit uneg-uneg & mengisi waktu luang. Mungkin kedepannya Blog ini akan berisi bebrapa peristiwa dalam kehidupan sehari-hari saya pribadi.

Blog ini adalah blog ke -3 yang saya coba kelola, selain Islamypersona dan Info Dunia Pendidikan. Sebelumnya saya kerap memasukkan tulisan dan pengalaman pribadi saya dala dua blog di atas, sehingga agak tercampur dan kurang fokus. Kedepannya saya berharap bisa berbagi dengan sahabat-sahabat sekalian berbagai hal positif.

Disamping itu, ada keinginan untuk mengembangkan kemapuan menulis saya pribadi. Sehingga saya memutuskan untuk membuat blog ini. Dengan memohon bantuan Allah ta'ala dan tentu support dari rekan-rekan sekalian, saya berharap bisa mengelola semua blog saya dengan baik.

Hanya satu harapan saya, yaitu apa yang saya share, semua bisa bermanfaat dan menjadi amal kebaikan saya. Semoga bisa membawa kebaikan bagi semuanya baik di dunia maupun akhirat nanti.
Kritik dan saran/masukan silakan sampaikan kepada saya, baik melalui kolom komentar atau kontak langsung.

Demikian tulisan pembuka kali ini, semoga bermanfaat dan terima kasih sudah berkenan membacanya.